Wednesday, October 2, 2013

Kamuflase Yang Tercengang


Waktu-waktu ku adalah menenun ilmu yang mampu menatah ku hingga tingginya cita
Merangkai jurang damai dengan lelaki elok nan tampan
Bercumbu dengan seonggok masalah yang memanah,
lebih menggoda dan nikmat dari pada berdekap penuh peluh
Goresan penaku yang melukis indah kata di atas selembar jodohnya,
lebih nikmat dari harumnya leher
Untuk ku lebih manis menuang waktu yang berkomposisikan ilmu
Dari pada lelaki yang berbaur dengan syair lagu
Keadaan ini sungguh seperti berada di lubang jarum kata mu
Namun terasa seperti medan nan luas bagiku
Ambilah semua dunia mu dengan membiarkan ku terasing
Karena aku tetap merasa orang yang paling kaya meski kau membiarkanku dalam ketidak punyaan
Waktu mengeluh atas nama mu karena waktu mu telanjang
Sedang waktu ku berseragam
Kau tak mampu mebuat harapan mu menjadi perisai atas ancaman putus asamu
Hai orang yang ingin menyamai tahta ku lewat angan semu nan pucat
Benar jauh bentangan jarak antara yang diam dan terus mendaki
Apakah aku yang tidak menginyam lelap selama 3 purnama sedang engkau sebaliknya
Setelah itu kau ingin menyamai derajat ku.
Kau bagaikan kamuflase yang tercengang melihat pagi menjelma siang menjadi malam.
Mengharap sepercik air dari uggukan api.


No comments:

Post a Comment